Film “Waalaikumussalam Paris” (bukan) Jawaban Assalamu alaikum Beijing
Wah, senang banget hari ini
bisa bertatap muka langsung dengan sutradara berikut Casts Film
"Waalaikumussalam Paris". Selain Saya bisa ngobrol dan foto bareng, saya juga bisa langsung mendengarkan sedikit bocoran filmnya. Berhubung film
ini sendiri baru akan tayang serempak pada tanggal 17 Maret 2016, meskipun begitu, dengungnya
sudah mulai terdengar dan menjadi perbincangan para netizen.
Awalnya, Kak Arul KOPI sharing informasi sekaligus undangan di grup whatsapp 'Kopi is Cinta', Katanya, minggu ini akan ada acara mini confrence dengan kru film Waalaikumussalam Paris. Ngopi bareng Velove Vexia dan Nino Fernandes? Akhirnya, terpilih 13 anggota KOPI (koalisi online pesona indonesia) termasuk saya di dalamnya.
Mendapat kesempatan bertemu dengan para artis dan sutradara film genre komedi romantik 'waalaikumussalam Paris' Sebuah kebahagiaan tersendiri, karena kita bisa selangkah lebih update , nggak kudet kayak orang-orang hehehe. Kita sedikit akan dapat bocoran film ini, Selain itu banyak pelajaran atau inspirasi yang bisa kita petik dibalik cerita mereka (behind the scene). Seperti halnya saat KOPI diajak ngopi bareng Girimg Nidji beberapa waktu lalu di tempat yang sama, banyak inspirasi yang saya peroleh, harapan, semangat, nilai-nilai kehidupan. Hal yang sama saya Harapkan saat KOPI menggelar jumpa blogger (bukan Pers) bareng dengan artis dan sutradara Film waalaikumussaalam Paris berlokasi di kantor Kabarindo,Sarinah Jakarta Pusat, Selasa (8/3/2016)
***
Mendapat kesempatan bertemu dengan para artis dan sutradara film genre komedi romantik 'waalaikumussalam Paris' Sebuah kebahagiaan tersendiri, karena kita bisa selangkah lebih update , nggak kudet kayak orang-orang hehehe. Kita sedikit akan dapat bocoran film ini, Selain itu banyak pelajaran atau inspirasi yang bisa kita petik dibalik cerita mereka (behind the scene). Seperti halnya saat KOPI diajak ngopi bareng Girimg Nidji beberapa waktu lalu di tempat yang sama, banyak inspirasi yang saya peroleh, harapan, semangat, nilai-nilai kehidupan. Hal yang sama saya Harapkan saat KOPI menggelar jumpa blogger (bukan Pers) bareng dengan artis dan sutradara Film waalaikumussaalam Paris berlokasi di kantor Kabarindo,Sarinah Jakarta Pusat, Selasa (8/3/2016)
***
Para Blogger sudah duduk rapih di ruangan yang dipersiapkan untuk mini confrence. Pukul 3 kurang lima belas menit, tiba-tiba masuk seorang wanita berparas cantik berkulit putih rambut panjang
terurai. Selang beberapa menit kemudian menyusul laki-laki separuh baya bertopi hitam, baju lengan panjang dan bercelana jeans. Kurang lebih, setengah jam kemudian, muncul lagi pria ganteng, Nino Fernandez. Sama dengan Nino, Saya gak begitu lama untuk bisa mengenali sosok wanita di sebelahnya, dia adalah Velove Vexia. Sudah sering menghiasi layar kaca seringkali dengan peran antagonis, glamour dan sesekali juga masuk infotainment tanah air.
Yang agak asing di mata saya justru laki-laki yang bertopi ini. Saya baru sadar, setelah teman disebelah saya memberi tahu. ohh ternyata Dia adalah Benni Setiawan,akrab disapa Kang Benni, sutradara terbaik FFI 2010. Banyak menghasilkan Film antara lain, Bukan Cinta Biasa, Cinta 2 Hati, 3 Hati Dua Dunia dan Toba Dreams. Untuk kali ini film nya berbeda.
"Setelah menangani film
serius, saya ingin membuat film fun komedi romentik," ungkap Kang Benni sesaat setelah menyapa blogger yang berada di ruangan itu.
Sukses membesut beberapa film yang umumnya bergaya serius, kini Kang Ben mencoba hal baru dengan memunculkan cerita berbeda di film terbarunya
ini. Di film ini Kang Ben mencoba lebih rileks dan menghibur dengan mengangkat
cerita yang diilhami oleh fenomena kehidupan di masyarakat Indonesia. Nggak bisa dipungkiri, ada sebagian wanita Indonesia yang terobsesi untuk mengawini bule (orang asing), dengan harapan prestise dan gengsi. Apa jadinya kalau cerita yang terjadi adalah sebaliknya?
"Ingin membuat benturan budaya di film ini," kata Kang Benni. Budaya Indonesia dengan budaya Eropa. Eropa atau Prancis tidak selalu unggul dbanding Indonesia, nyatanya ada pelosok Perancis yang bahkan menelpon berinternet saja susah.
Mengambil sisi lain dari Perancis. image yang terbangun di benak kita, Prancis itu negara modern dalam segala hal, tapi ternyata ada wilayahnya yang juga masih udik dan jauh dari sentuhan modern. Bahkan signal telpon pun nggak ada...hanya beberapa rumah.
Lokasi syuting di salah satu kebun anggur di selatan kota Bordouex, Prancis, Kang Ben ditantang untuk menghadirkan drama menarik hanya dengan dua pemeran, Itje dan Clement. Mengolah cerita dua manusia yang berbeda peradaban. Mengisahkan tentang Itje (Velove), seorang wanita asal Bojong Indonesia yang bermimpi memperbaiki derajat kehidupannya dengan mengawini seorang bule asal Prancis. Namun harapannya justru bertolak belakang dengan kenyataan.Banyak hal yang unik dan lucu terjadi diantara keduanya.
"Ingin membuat benturan budaya di film ini," kata Kang Benni. Budaya Indonesia dengan budaya Eropa. Eropa atau Prancis tidak selalu unggul dbanding Indonesia, nyatanya ada pelosok Perancis yang bahkan menelpon berinternet saja susah.
Mengambil sisi lain dari Perancis. image yang terbangun di benak kita, Prancis itu negara modern dalam segala hal, tapi ternyata ada wilayahnya yang juga masih udik dan jauh dari sentuhan modern. Bahkan signal telpon pun nggak ada...hanya beberapa rumah.
Lokasi syuting di salah satu kebun anggur di selatan kota Bordouex, Prancis, Kang Ben ditantang untuk menghadirkan drama menarik hanya dengan dua pemeran, Itje dan Clement. Mengolah cerita dua manusia yang berbeda peradaban. Mengisahkan tentang Itje (Velove), seorang wanita asal Bojong Indonesia yang bermimpi memperbaiki derajat kehidupannya dengan mengawini seorang bule asal Prancis. Namun harapannya justru bertolak belakang dengan kenyataan.Banyak hal yang unik dan lucu terjadi diantara keduanya.
Suami bulenya bernama Clement, pria Perancis kaya yang memiliki perkebunan anggur yang luas.
Salah satu sudut Pemandangan dari Lokasi pembuatan Film 'WP' di pelosok Perancis |
Itje diperankan oleh Velove dan Clemont diperankan oleh
Nino Fernandes.
Saat ditanyakan, peran di film ini bisa sedemikian berbeda dengan Velove yang kita kenal, cantik, good looking. Sementara diperan ini sebaliknya. Menurut Velove, "film ini bukan soal kecantikan, tapi
tentang totalitas peran."
Nino Fernandez pun mengunkap hal yang sama, bahwa seorang aktor harus bisa memerankan semua peran. Yang terjadi di Indonesia, kesan mengkotak-kotakkan image aktor. Peran Clemont di film ini, adalah peran yang paling bule dibanding peran bule yang pernah dia perankan. Bayangkan, Nino harus belajar bahasa dan kultur orang Perancis. Karakter Nino berbeda dengan karakter Clemont merupakan tantangan di film ini.
"Pesan yang ingin dideliver di film ini adalah kesederhanaan," ucap Nino. " Uang tidak bisa membeli kebahagian." lanjutnya.
"Uang tidak bisa membeli kebahagiaan," (Nino Fernandez)
Nino Fernandez pun mengunkap hal yang sama, bahwa seorang aktor harus bisa memerankan semua peran. Yang terjadi di Indonesia, kesan mengkotak-kotakkan image aktor. Peran Clemont di film ini, adalah peran yang paling bule dibanding peran bule yang pernah dia perankan. Bayangkan, Nino harus belajar bahasa dan kultur orang Perancis. Karakter Nino berbeda dengan karakter Clemont merupakan tantangan di film ini.
"Pesan yang ingin dideliver di film ini adalah kesederhanaan," ucap Nino. " Uang tidak bisa membeli kebahagian." lanjutnya.
"Uang tidak bisa membeli kebahagiaan," (Nino Fernandez)
Mengambil set lokasi syuting di bagian selatan Prancis, yang bersuhu dingin menjadi
tantangan tersendiri bagi Nino dkk. Belum lagi ketatnya izin di sana. Kru
film ini harus diwajibkan untuk mengasuransikan semua property yang berada di area syuting di lokasi seperti lampu taman, pot dan sebagainya.
Mendengar sedikit bocoran film ini sepertinya akan menyajikan tayangan yang menghibur dan renyah, mungkin kalau boleh di banding
bandingkan , film ini bisa di samakan dengan cerita kabayan modern. Versi Eropanya.....maybe!!!
film ini juga menghadirkan Tanta Ginting, Borisbokir, Luthya Sury, Joe Project, Fransoa, Velove Vexia dan Nino Fernandez.
Akhirnya, keberhasilan sebuah film tergantung Director atau sutraradara. Menurut Kak Arul, Sutradara itu seperti seorang Dewa, yang bisa mematikan atau menghidupkan sebuah cerita film. Kang Benni sudah teruji menelorkan film-film berkualitas, Bagaimana dengan film terbarunya Waalaikumussalam Paris? Layak kita saksikan bersama.
film ini juga menghadirkan Tanta Ginting, Borisbokir, Luthya Sury, Joe Project, Fransoa, Velove Vexia dan Nino Fernandez.
Akhirnya, keberhasilan sebuah film tergantung Director atau sutraradara. Menurut Kak Arul, Sutradara itu seperti seorang Dewa, yang bisa mematikan atau menghidupkan sebuah cerita film. Kang Benni sudah teruji menelorkan film-film berkualitas, Bagaimana dengan film terbarunya Waalaikumussalam Paris? Layak kita saksikan bersama.
Bagaimana dengan Velove? Yang mengubah dirinya180 derajat dengan memerankan Itje? Itje yang seharusnya hitam manis, lugu, dan ndeso, tapi justru Diperankan oleh Velove yang jauh dari kesan itu. Penasaran? Tunggu tanggal mainnya, 17 Maret 2016. Oya,meski sama-sama garapan rumah produksi Maxima Pictures, film "waalaikumussalam Paris bukanlah sekuel dari film berjudul Assalamu Alaikum Beijing.
Cemistry yang nampak siang itu, masih kebawa peran kali hehehe |
Kang Ben(kiri) bersama Velove dan Nino serta Mas Ody (MaximaPicture) |
http://indonesiagoblog.com ,my another blog
BalasHapus