Film SuperDidi, Potret Keluarga Urban Menggelitik dan Inspiratif


"Jadi Ayah itu tidak Mudah" (Reymund Levy)

Jadi ayah itu tidak mudah, apalagi jadi ayah yang 'super' butuh komitmen dan kesadaran tingkat tinggi. Sosok ayah di mata anak, bisa menjadi sosok yang dirindukan bisa juga sebaliknya. Para ayah selama ini identik dengan kepala keluarga, bekerja mencari nafkah di luar, sementara ibu atau mama bertugas mengurus anak-anak dan pekerjaan rumah tangga lainnya. Ini adalah potret kehidupan urban atau perkotaan yang sering kita jumpai bahkan mungkin juga kita rasakan. Bagaimana seandainya, fenomena ini dibalik? ayah menggantikan peranan yang biasa diperankan oleh seorang ibu di rumah, lalu mengangkatnya menjadi sebuah cerita atau film? Pasti menarik !


Berawal dari obrolan ringan di rumah Reymund di pertengahan tahun 2015, tercetus sebuah ide untuk membuat film keluarga yang bisa ditonton oleh seluruh anggota keluarga. Kala itu ada Budhita (penulis skenario), Hadrah Daeng Ratu dan Pandu. Bang Rey biasa dipanggil, kemudian bercerita tentang perannya sebagai ayah di keluarga kecilnya. Dia menyebut dirinya Didi (panggilan lain dari ayah). Oleh Budhita, cerita Bang Rey diserap kemudian ditulis. Tahap selanjutnya, memilih siapa sutradara yang bisa mendeliver cerita ini menjadi sebuah tontonan yang menarik. Hadrah kemudian terpilih menjadi sutradara. Pernah menjuarai kompetisi film pendek, pada ajang FFI tahun 2009 dan beberapa kali terlibat sebagai asisten sutradara pada Wim Umboh dan lainnya.  Hal ini yang mengubahnya menjadi sutradara muda potensial yang memiliki insting dan intuisi yang bagus. Berkolaborasi dengan sutrdara lainnya, Adis Kayl, Hadrah meramu skenario menjadi film keluarga yang ringan namun menghibur. Perlu diketahui, Keberhasilan sebuah film adalah keberhasilan seorang sutradara. Meminjam istilah Kak Arul dari Kopi-Kabarindo, "Sutradara adalah manusia setengah Dewa, sebab di tangannya peran dan adegan bisa mati atau hidup."

Menurut Hadrah, film ini menarik karena  film ini tidak hanya diangkat berdasar pengalaman dari satu dua orang saja (kisah Reymond Levy) tapi ini pengalaman banyak orang, "Banyak Ayah-ayah diluaran sana yang mengalami hal yang sama," Kata Hadrah saat menghadiri Mini Conference di Markas Kopi- Kabarindo, Sarinah Jakarta (29/3/2016).

Film super Didi ini tidak dibuat rumit dan berat dan terkesan imaginatif tapi dibuat seringan mungkin dan sedekat mungkin dengan kehidupan kita, yang kadang luput dari perhatian kita, yakni keluarga. Bagi seorang Hadrah,  Keluarga  adalah sangat spesial, terutama ibunda. Ia sangat berjasa sehingga Hadrah bisa meyelesaikan kuliah di IKJ dengan prestasi memuaskan (mendapat beasiswa). Dengan menghela nafas panjang dan mata sedikit berkaca-kaca, Hadrah  berusaha tegar menceritakan bagaimana pahit getirnya berjuang di Jakarta jauh dari kampung halamannya, Makassar.

Dalam Mini Conference ini selain Hadrah Daeng Ratu, hadir pula Reymund Levy, Budhita Arini, Adis Kayl, Pandu dan para cast film Superdidi, Vino G bastian, Karina Nadila, Shandy Pas Band serta Ira Maya Sopha. Gelak tawa sesekali membahana di ruangan itu, memdengar celetukan lucu dari Bunda Ira Maya Sopha yang meceritakan perannya sebagai Oma WTK want to know alias kepo, juga banyolan Sandi Pas Band yang juga terlibat di film ini.
Hadir dalam Mini Confrence,( ki-ka) Reymund Levy, Ira Maya Sopha, Karina Nadila, Vino dan Sandi pas Band, Sarinah (29/3/2016)

Kika : Reymund, Hadrah, Budhita,Adis

Saat ditanya oleh salah seorang Blogger, Vino menjelaskan bahwa  film Super Didi adalah film yang banyak nilai edukasi di dalamnya. "Mendidik tapi tidak menceramahi." Pungkasnya. 
Menurutnya, Selain ada komedi, terselip juga sentilan bagi mereka yang berstatus ayah di luar sana. Kesibukan bekerja terkadang mengorbankan hak anak untuk ditemani serta diajak bermain.

Sebagai seorang ayah dikehidupan nyata, Vino tidak kesulitan memerankan sosok ayah di film ini, hanya ada sedikit penyesuaian tatkala Ia harus 'baper' alias mewek, peran  yang tidak pernah kita lihat di film-film Vino sebelumnya. "Quality time bagi anak tidak hanya sekedar bisa membelikan anak baju baru, dan makanan tapi lebih dari itu, seorang ayah juga harus tahu warna baju apa yang anak akan pakai ke sekolah setiap hari."ungkapnya.  Ini tamparan bagi banyak ayah  di kehidupan modern ini, yang hanya bisa membelikan ini itu bagi keluarganya tapi tidak bisa memberikan 'waktu' untuk sekedar bermain dengan mereka.

Vino juga menceritakan kenapa dirinya mau terlibat di film ini, alasannya selain karena tertarik dengan sinopsis ceritanya, juga karena tertarik dengan gagasan Bang Rey untuk membentuk komunitas para "Pembajak" (Perhimpunan Bapak-bapak penjaga anak). Komunitas ayah yang peduli dan cinta keluarga, menjadi sahabat bagi anak-anak mereka.
"karena jadi ayah itu, seru." Kata Vino mengulang tagline film ini.....

Sinopsis Film SuperDidi :

Film Super Didi berkisah tentang Arka (Vino G.Bastian), arsitek muda yang harus mengurus kedua putri kecilnya sendirian karena istrinya, Wina (Karina Nadila) terpaksa harus ke luar negeri selama dua minggu. Bisa dibayangkan kekacauannya, peran Arka berubah 180 derajat dari Papa yang sibuk di luar rumah menjadi 'mama' pengganti. Ditambah lagi, saat Arka disaat yang sama harus mengerjakan sebuah project penting. Baginya, dua minggu terasa singkat untuk deadline project besar ini, tapi sangat lama untuk mengurus printilan tetek bengek mengurus dua putrinya.

Kehadiran Mayang si Oma sayang (Ira Maya Sopha) dan Opa (Mathias Muchus) serta Mbak Ami (Tizza Radia) yang diharapkan bisa membantu ternyata malah membuat suasana tambah runyam.
Sanggupkah Arka menjalani dua perannya ini?
Trailer Film Super Didi......


Judul film : Super Didi
Produksi : Muti Didi Film
Tayang : 21 April 2016
Genre : Drama,keluarga, Komedi
Exec Produser : Lidwina Heryani
Produser : Reymund Levy
Sutradara : Hardah Daeng Ratu, Adis Kayl Yurahmah
Penulis : Budhita Arini





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yoehan Busana Merambah Bisnis Pakaian Segala Usia dan Lapisan Sosial

Perbedaan Artikel, Opini, Feature dan Esai

Dua Kodi Kartika: 4 Kunci Sukses Ika Kartika, Owner Keke Busana Muslim