Film "Surat Cinta untuk Kartini", Cinta di Tengah Pusaran Feodalisme Jawa


21 April, ada yang tahu hari apa? Yap betul, Hari Kartini. Hari untuk mengenang Seorang Pejuang Emansipasi wanita. Lahir sebagai kaum priyayi Jepara, Ayahnya adalah Bupati Jepara bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat. Judul bukunya yang terkenal" Habis Gelap Terbitlah Terang". Nah, cerita kartini kini diangkat ke layar belajar.  MNC Picture memproduksi film bergenre drama romans sejarah berjudul 'Surat Cinta untuk Kartini. Film ini merupakan karya pertama MNC picture di tahun 2016.

Bertempat di XXI Epicentrum Jakarta Selatan, saya bersama kawan-kawan dari Koalisi Online Pesona Indonesia (KOPI) mendapat kesempatan menyaksikan penayangan awalnya melalui Media Screening,pada Senin (11/4/16).

Film hasil garapan sutradara muda, Azhar 'Kinoi' Lubis yang naskah ceritanya ditulis oleh Vera Varidia  berhasil menyuguhkan tontonan menarik karena ada sentuhan berbeda yang diangkat.Jika membaca buku sejarah Kartini rata-rata hanya berkisah bahwa Kartini adalah aktivis, kutu buku, dan suka menulis, namun di film ini ada yang lain, yakni sisi romantisme. Fiksi berlatar sejarah, film ini sedikit keluar dari pakem sejarah Kartini yang saya fahami,  Seperti misalnya, hadirnya sosok si tukang pengantar surat. Dimunculkanlah sosok tukang pos ini  merupakan sebuah perspektif menarik.

Film yang diproduseri oleh Lukman Sardi ini bercerita tentang seorang Tukang pos bernama Sarwadii (diperankan oleh Cicho Jerikho) yang jatuh cinya pada Kartini (Rania Putri Sari), seorang anak Bupati Jepara yang kental dengan adat istiadat Jawa yang feodal. Kartini muda memiliki cita-cita membangun sekolah untuk bumiputra, guna mengangkat derajat wanita-wanita Jawa saat itu yang masih terkunkung dan terbelakang.

Lain hal nya dengan Sarwadi, merasa berbeda kelas sosial, Ia hanya bisa memendam rasa. Satu-satunya orang yang mengetahui Perasaanya ini yakni  saudaranya, Mujur (diperankan oleh Ence Bagus). Mujur sering meledek Suwardi untuk buru-buru nyari jodoh.
Ibu bagi anak semata wayangnya yang bernama Ningrum (Christabella Grace Marbun ). Sarwadi kekeh untuk bisa mempersunting Kartini sebagai istri.

Tapi apa daya, karena terbentur dengan budaya feodal pada waktu itu, seperti yang dialami oleh adiknya, Kartini pun tidak bisa mengelak tatkala dijodohkan dengan seorang laki-laki paruh baya yang memiliki tiga istri. Sementara itu, Suwardi tidak bisa melakukan apa-apa untuk menghalangi perkawinan ini. Suwardi pun kecewa dan memutuskan pindah ke Semarang menjadi nelayan.

Feodalisme di tanah Jawa pada awal tahun 1900 an masih cukup dominan menguasai perikehidupan perempuan saat itu, contohnya, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi-tinggi, toh nantinya juga akan berkutat di kasur, dapur dan sumur. Wanita tidak perlu sekolah, karena semakin pandai semakin susah menemukan jodoh ini yang tergambar di film ini. Feodalisme Jawa yang coba dilawan Kartini bersama adik dan kawan-kawannya. Mekawannya, Salah satunya, dengan pendidikan.

Bagaimana dengan cita-cita Kartini untuk bisa membangun sekolah, apakah Sarwadi bisa bertemu kembali dengan Kartini? Saksikan selengkapnya pemutaran film Surat Cinta untuk Kartini serempak pada tanggal 21 April 2016 di bioskop terdekat di Kota Anda!!!




Film Surat Cinta Kartini (2016)

Genre : Drama, Romantis
Sutradara: Azhar Kinoi Lubis
Penulis Naskah: Vera Varidia



Cast Film Surat Cinta Kartini :

Chicco Jerikho sebagai Sarwadi
Rania Putri Sari sebagai Kartini
Ayu Dyah Pasha
Acha Septriasa (Ningrum dewasa)
Maya Putri
Christabella Grace Marbun (Ningrum kecil)
Ence Bagus sebagai Mujur
Keke Harun
Ahmad Rosadi
dan Melayu Nichole

Jadwal Tayang : 21 April 2016
Rumah Produksi : MNC Pictures


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yoehan Busana Merambah Bisnis Pakaian Segala Usia dan Lapisan Sosial

Perbedaan Artikel, Opini, Feature dan Esai

Dua Kodi Kartika: 4 Kunci Sukses Ika Kartika, Owner Keke Busana Muslim