Film Rudy Habibie, Antara Cita-cita dan Cinta Habibie Muda


Di penghujung bulan puasa, kemarin. Iseng-iseng, saya ngabuburit dengan menonton film Rudy Habibie (Habibie & Ainun2) di salah satu mall dekat rumah. Soalnya, saya penasaran melihat beberapa tokoh nasional ikut-ikutan nongol di TV ngasih statemen, katanya film ini bagus. Kan gak mungkin SBY dan Ahok jadi buzzer film yang disebut-sebut termahal buatan MD Pictures ini sampai-sampai rela bilang bagus, hehehe


By dewey, setelah saya tonton film Rudy Habibie, menurut saya sih bagus. Berkali-kali saya terbawa emosi, bukan marah tapi emosi haru bercampur bangga. Mungkin karena ada nilai proximity (kedekatan) di film ini, pertama, sama-sama dari Sulawesi, kedua, perantau pula!!!. Saya masih ingat jelas, momen Waktu  ayah Rudy meninggal dalam keadaan sholat (kematian yang indah), kemudian ketika Habibie muda harus mengencangkan ikat pinggang lantaran harus lapar karena kiriman wesel dari ibunya belum sampai. Sebagai anak rantau en dekos situasi ini pernah juga saya rasakan.

Bukan itu saja,  yang bikin film menarik adalah akting apik dari Reza Rahadian yang bisa memerankan sosok Habibie baik cara ngomong dan cara jalan dan mimik percis dengan Habibie asli.  Reza  kali ini berhasil untuk kedua kalinya memerankan Habibie setelah sebelumnya di film Habibie &Ainun. Aktor yang memulai karirnya dari dunia model ini bisa totalitas dalam perannya sebagai tokoh intelektual Indonesia.

Keberhasilan Reza dan film ini saya kira tidak lepas dari tangan dingin seorang sutradara kawakan, Hanung Bramantyo.kenapa saya sebut kawakan karena Hanung sudah menelorkan puluhan karya film yang beberapa diantaranya masuk jajaran Box Office Indonesia, sebut saja filmnya yang berjudul Ayat-ayat Cinta, Brownies, Sang Pencerah dan lainnya. Termasuk, Habibie & Ainun, meski tidak menyutradari langsung film ini, namun Hanung terlibat dalam ide dan kreatif sekaligus berjasa mengantarkan sutradara baru dari film ini, Fauzan Rizal.

Di sisi lain, film Rudy Habibie ini saya sebut "Whole package!" alias paket komplit. Genre drama yang didalamnya memuat banyak hal, ada romantisme sejarah, komedi, nasionalisme, dan percintaan (roman picisan). Suatu waktu kita dibuat sedih, terharu, tegang, kemudian tiba-tiba diajak tertawa dengan akting renyah dari Boris Bokir.

Secara keseluruhan film ini bagus, namun catatan saya, film ini ceritanya sedikit 'ngegantung' alias tidak tuntas. Contohnya, cita-cita Rudy membuat sebuah musolah kampus, di film ini tidak terlihat padahal adeganya sering muncul. Seperti saat Rudy harus salat di bawah tangga karena gak ada musolah, atau dalam kesempatan lainnya waktu Rudy bertemu dengan mahasiswa Turki yang diperankan oleh Manoj Punjabi sendiri yang juga membahas soal musolah, apakah musolah berhasil di wujudkan Rudy dkk? Tidak terlihat sampai akhir film. Kalau cerita musolah ini tidak penting, ngapain Manoj Punjabi ikut-ikitan main? Ya nggak?

Cerita yang tidak tuntas lainnya, tentang cita-cita Rudy Habibie membuat industri Pesawat terbang di Indonesia,juga tidak terjawab di film ini.  Ada yang bilang, kan sudah terjawab di film sebelumnya. Kalau begitu harusnya, Rudy Habibie ini film pertama, sementara Habibie Ainun sekuel kedua! Its my opinion.  Mungkin akan terjawab di Rudy Habibie 3 ??wallahu alam.

Sinopsis

Film Rudy Habibie dibuka dengan kisah bombardir pesawat-pesawat Jepang ke Pare-pare, Sulawesi Selatan. Kala itu, Rudy Habibie (Reza Rajardian) masih kanak-kanak dengan setting tahun 1940 an.  Bersama ayahnya Rudy (Donni Damara) dan ibunya (Dian Nitami) Rudy kecil mengungsi ke kampung ayahnya di gorontalo, Sulawesi Utara.

Dari Gorontalo, Rudy bersama keluarganya hijrah ke Bandung. Ayahnya meninggal saat Rudy masih usia belasan tahun. Praktis, ibunya lah satu-satunya tulang punggung keluarga sekaligus menjadi sumber  biaya kuliah Habibie kelak di Jerman.

Rudy kemudian masuk ITB Bandung. Atas prestasinya, Ia mendapat kesempatan melanjutkan kuliah di Aschen German tapi masih dengan biaya sendiri. Di Jerman, Rudy bertemu dengan orang-orang Indonesia yang juga kuliah di kampus yang sama, diantaranya ; Liem Keng Kie (Ernest Prakasa), Ayu (Indah Permatasari), Peter Manumasa (Pandji Pragiwaksono), Poltak (Boris Bokir).

Di sana lah terjadi pergumulan hidup seorang Habibie muda yang idealis, menghadirkan perjuangan hidup, cita-cita,nasionalisme, dan cinta ! Cita-citanya untuk membangun industri dirgantara di Indonesia, politik perkumpulan mahasiswa di Jerman dan kisah cinta Habibie pada seorang gadis Polandia yang beragama non muslim, di sisi lain, putri solo teman kuliah Rudy dikampusnya juga memiliki rasa terhadap Rudy, jeolus?  bagaimana kisah selengkapnya? Mumpung masih tayang, ayo tonton filmnya sekarang juga, dibioskop ya ....

Detail Cast dan Crew Film Rudy Habibie (2016)

Reza Rahardian : Rudy Habibie
Chelsea Islan : Ilona - gadis Polandia
Ernest Prakasa : Liem Keng Kie
Boris Bokir : Poltak
Indah Permatasari
pandji Pragiwaksono
Dony Damara
Dian Nitami

Produksi : MD Pictures
Sutradara : Hanung Bramantyo
Produser : Manoj Punjabi
Naskah : Ginanti S Noer



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yoehan Busana Merambah Bisnis Pakaian Segala Usia dan Lapisan Sosial

Perbedaan Artikel, Opini, Feature dan Esai

Dua Kodi Kartika: 4 Kunci Sukses Ika Kartika, Owner Keke Busana Muslim