Diskusi Film Berkonten Positif bersama Republika dan Dompet Dhuafa

 Pemred Harian Republika, Nur Hasan M (berdiri kiri) saat Diskusi Film, Kamis (3/11/2016) 

Agenda kegiatan saya rabu siang kemarin adalah menghadiri undangan Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa bersama Republika.


Diskusi ini bertajuk "Mendukung Konten Positif melalui film untuk Anak-anak dan Remaja Indonesia" di Kantor Harian Republika Jl. Warung Buncit No.37, Jakarta Selatan, pada Kamis (3/11/2016). Dihadiri oleh Peserta yang berasal dari berbagai kalangan antara lain psikolog, dosen, mahasiswa, wartawan, komunitas film, dan blogger. Yang menarik, Bunda Helvy Tiana Rosa produser film Duka Dalam Cinta juga terlihat hadir.

Saya datang bersama dua blogger lainnya dalam kapasitas sebagai pemerhati film, agak berlebihan sih sebab saya merasa belum sampai tahap itu saya lebih cocok disebut penikmat atau pecinta film Indonesia berkualitas. Saya datang mewakili KOPI alias Koalisi Online Pesona Indonesia,grup yang konsen dalam mengabarkan konten positif tentang Indonesia, baik film, kuliner atau destinasi wisata.

Diskusi dihadiri juga oleh Nur Hasan Murtiaji, Pemred Republika, Bambang Suherman (Dompet Dhuafa), Prof Euis Sunarti (Pegiat Keluarga) dan Fatchuri Rosidin (Psikolog dan Pemerhati Keluarga). FGD dipandu lansung oleh Mas Arif RH  Manajer sosial Development Dompet Dhuafa.

Alur Diskusi berjalan santai dan interaktif. Semua orang terlihat happy termasuk saya. Saya senang bisa mendapat kesempatan untuk berbagi opini seputar film dan konten positif. Di Diskusi kelompok terpumpun nama lain dari FGD ini semua adalah narasumber yang diberi ruang yang luas memberi sumbang saran terkait tema yang dibahas di atas.

Sebagai blogger saya bangga bisa berdiskusi dengan kawan-kawan dari Republika, komunitas film, serta orang-orang hebat lainnya.

Saya menilai dan merasakan suara teman-teman blogger KOPI cukup mendapat perhatian dari peserta diskusi yang hadir saat itu.

Keberadaan blogger dan netizen film mulai disadari eksistensinya dan diakui sebagai mitra bagi film maker atau produser film dalam memperkenalkan filmnya ke tengah masyarakat. blogger sekaligus netizen bisa menjadi influencer melalui tulisannya di blog  bisa menjadi rujukan para pembaca calon penonton film sebelum datang ke bioskop. Netizen biasanya menshare tulisannya melalui media sosial miliknya seperti facebook, twitter, istagram dan lainnya.

Terkait konten positif dalam film Helvi Tiana Rosa bercerita bahwa sejak 2016 sudah banyak Film-film bagus berkonten positif yang muncul.Setelah film KMGP tayang bulan Januari menyusul film-film inspiratif berikutnya seperti contohnya Surat Cinta Untuk Kartini dan Wonderful Life.

Ia juga menyesalkan hadirnya film-film berkonten negatif salah satunya film pendek yang berkonten vulgar tapi justru mendapat penghargaan di festival film Cannes, ironisnya juga mendapat apresiasi pemerintah. Selain itu, ada film Indonesia lainnya yang juga memuat nilai-nilai negatif.

Saat ini, Helvy Tiana Rosa sedang menggarap film yang berjudul "Duka Sedalam Cinta (DSC)",film yang ramah anak dan remaja. Ini adalah film kedua yang diproduserinya setelah film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP).

Menurutnya, Film Duka Sedalam Cinta ini memuat konten positif bagi anak-anak dan remaja. Kisahnya diinspirasi dari kisah pengorbanan Nabi Ibrahim.

Pada akhir diskusi peserta diskusi bersepakat untuk terus menjalin komunikasi ke depannya guna mendukung penyebaran konten positif ke masyarakat. Blogger bisa ikut berkonstribusi sekecil apapun itu. Berjihad di dunia maya, melawan maraknya konten-konten negatif yang meresahkan para orang tua.
Blogger Kopi yang hadir di FGD (foto dok : Habibie Ibnu Halim)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yoehan Busana Merambah Bisnis Pakaian Segala Usia dan Lapisan Sosial

Perbedaan Artikel, Opini, Feature dan Esai

Dua Kodi Kartika: 4 Kunci Sukses Ika Kartika, Owner Keke Busana Muslim