Kopi Darat Blogger dan Netizen bersama Anggota DPR RI

Diskusi dengan Ibu Irma Suryani,anggota DPR RI partai Nasdem

"Tak kenal maka tak sayang. Tak sayang maka tak peduli. Begitu kalimat orang bijak"

Bagi sebagian orang, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sudah dicitrakan jelek. Suka berfoya-foya, tidur saat sidang, tingkat kehadiran yang rendah, konkalikong dengan pemilik projek dan banyak lagi.

Ternyata, tidak semua anggota dewan seperti itu. Banyak juga dari mereka yang berintegritas dan berkinerja baik. Benar-benar berprilaku layaknya wakil rakyat yang memperjuangkan aspirasi konstituen yang diwakilinya. Salah satunya Ibu Irma Suryani Chaniago. Disaat anggota dewan lainnya ingin penghasilannya tidak dikenakan pajak penghasilan, Ia justru setuju penghasilannya sebagai anggota dewan sebesar 50 an juta harus dikenakan pajak.

"Anggota dewan harus lebih dahulu menjadi contoh bagi masyarakat," ungkapnya

Kopi Darat Blogger dan Netizen (foto:@travellerkaskus.com)

Kamis (17/11), Saya berkesempatan  mengunjugi Rumah rakyat- Komplek Gedung MPR DPR di kawasan Senayan, Jakarta. Tujuannya adalah memenuhi undangan dari Sekretariat Jenderal DPR RI untuk acara "Kopi Darat Blogger dan Netizen bersama anggota DPR RI". Kegiatan yang terselenggara atas kerjasama Bagian Humas Sekretariat jendral DPR RI dengan CEPP FISIP Universitas Indonesia.

Selain untuk memperingati hari pahlawan, kegiatan ini juga merupakan upaya mengenal lebih dekat akan tugas dan fungsi DPR beserta peran-peran lainnya.tidak itu saja, peserta juga diajak mengeksplore beberapa tempat yang mengandung nilai-nilai sejarah khsususnya tentang wakil rakyat ini.

Rangkaian kegiatannya dimulai dengan kunjungan ke Museum DPR RI yang berada di Lantai Dua Gedung Nusantara. Di sini melalui perantara guide, kami diperlihatkan berbagai cuplikan sejarah DPR dari masa ke masa. Baik dalam foto, teks maupun benda-benda bersejarah lainnya. Semuanya masih terawat dan tersimpan dengan baik. Seperti seragam yang pernah dipakai anggota dewan dahulu, palu sidang, kursi dan meja persidangan, proyektor dan berbagai kelengkapan sidang dan ornamen bersejarah lainnya. Kita seolah-olah masuk ke ruang waktu dan berselancar ke masa lalu. Mempesona dan memberikan pencerahan.

Setelah puas melihat-lihat panorama sejarah masa lalu, kami kemudian beranjak ke salah satu gedung bersejarah tidak jauh dari museum tadi. Gedung yang diberi nama Gedung Paripurna. Salah satu gedung ikonik di komplek ini tempat kebanggaan bagi orang yang bisa duduk dan bersidang di tempat ini karena bersejarah dan prestisius. Tempat ini menjadi tempat yang digunakan para anggota dewan untuk bersidang sekal setahun atau pun saat pelantikan presiden dan wakil presiden.

Banyak orang mengira Gedung ini berbentuk batok kura-kura padahal bukan, Ini adalah berbentuk bentuk kepakan sayap burung garuda. Masih ingat dengan aksi demo 98? Atap Gedung ini pernah diduduki oleh ribuan mahasiswa saat itu namun tetap kokoh dan tidak rubuh,meskipun gedung ini tanpa pilar penyangga. tau kenapa? Karena seni arsitekturnya yang bagus.

Kata salah satu pemandu waktu itu, gedung yang dirancang oleh arsitek terkemuka pada zamannya bernama  Ir.Sujudi Wirjoatmodjo dan Ir.Sutami ini belum pernah direnovasi sama sekali, hanya sesekali mengganti karpet lantai saja. Wow keren!

Selesai berfoto-foto ria , kami pun bergerak ke Operation Room tempat acara inti digelar. Di sana sudah ada pemateri antara lain Direktur Center for Election and Political Party (CEPP) Reni Suwarso dan juga salah satu anggota DPR dari PDIP Masinton Pasaribu yang siap-siap memaparkan tentang peran anggota dewan.

Salah satu poin yang dibahas dalam diskusi tersebut adalah terkait fungsi dan peranan DPR saat ini serta harapannya ke depan sebagai parlemen modern.

Kita tahu bahwa DPR memilki tiga tugas dan fungsi pokok yakni terkait fungsi pengawasan, penyusunan anggaran bersama pemerintah serta fungsi legislasi. Contoh Fungsi legislasi salah satunya menyusun dan membahas RUU bersama pemerintah. Sementara fungsi anggaran adalah memberikan persetujuan atau tidak melakukan persetujuan atas rancangan APBN yang diajukan oleh Pemerintah. Terakhir Fungsi pengawasan misalnya pengawasan terhadap penggunaan APBN dan program eksekutif lainnya.
Baihaqi mahasiswa UNAS dalam sesi tanya jawab

Kemudian terkait parlemen modern, Ibu Reni Suwarso menjabarkan ada tiga kategori sebuah parlemen di sebuah negara bisa dianggap parlemen modern, yakni ;

Pertama, meningkatkan partisipasi publik dalam proses pembuatan Undang Undang. Kalau dulu masyarakat menyampaikan aspirasinya hanya dengan turun ke jalan (demonstrasi), di Parlemen modern dewasa ini penyampaian aspirasi bisa dalam berbagai saluran misalnya sms,email, media sosial atau website.

Kedua, DPR harus melakukan fungsi representasi artinya parlemen harus bisa menyerap aspirasi masyarakat untuk kemudian menjadi agenda kerja parlemen yang tertuang dalam prolegnas.

Ketiga, penggunaan Teknologi Informasi salah satunya dengan penggunaan media sosial.

Sementara itu, Pak Masinton dalam paparannya mengajak para peserta untuk ikut terlibat mengawasi kinerja DPR dengan kritikan atau masukan namun dengan cara-cara yang etis beretika tidak bersifat ujaran kebencian (hate speech) seperti yang marak kita lihat di media sosial dewasa ini.
_
Pak Masinton Pasaribu salah satu pemateri (foto:@DPRDPR_RI)
Setelah tanya jawab dengan peserta, acara dilanjutkan dengan visit ke ruang fraksi Parta Nasdem yang berada di lantai 22 Gedung Nusantara I. Di sana, kami disambut oleh Ibu Irma Suryani, salah satu anggota dewan dari daerah pemilihan Sumatera Selatan.  Ibu Irma dengan ramah menyambut kami dan mengajak para peserta untuk berdiskusi santai di ruangannya.  Kata Ibu Irma, masih banyak anggota dewan  yang memiliki integritas dan kinerja yang baik. Meskipun Ia juga mengakui ada beberapa anggota dewan lainnya yang berprilaku sebaliknya. Bahkan ada anggota dewan yang tidak pernah hadir di ruang sidang.

Ia juga secara terbuka mempersilahkan masyrakat untuk memberikan kritikan asal  diringi data di lapangan.

Akhirnya tak terasa, kunjungan satu hari kami ke komplek Gedung parlemen pun selesai menjelang maghrib, para peserta menyempatkan diri berfoto bersama dengan Ibu Irma denganb senyum puas dan bahagia dari semua yang hadir diruangan itu. Yuk #KenalDPR karena tak kenal maka tak sayang.

Seragam anggota dewan di museum DPR RI

Ruang Rapat Paripurna I (foto:@callmeibet)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yoehan Busana Merambah Bisnis Pakaian Segala Usia dan Lapisan Sosial

Perbedaan Artikel, Opini, Feature dan Esai

Dua Kodi Kartika: 4 Kunci Sukses Ika Kartika, Owner Keke Busana Muslim