Sosialisasi Donor Darah, PMI Ajak Blogger TDB Kampanyekan #SatuSelamatkanJiwa

dr.Pierlita Rini sebagai pemateri tunggal di acara Sosialisasi donor darah PMI-TDB, Sabtu (5/11/2016)

"kenapa ko kalau saya donor darah, gratis tapi ketika saya membutuhkan darah justru malah bayar?" (pertanyaan banyak orang)

Sabtu pukul 10 pagi, Saya tiba di salah satu Restauran khas tradisional yang terletak di Bilangan Cikini, Jakarta Pusat namanya Resto Bumbu Desa. Restauran dengan makanan khas berupa olahanan berbagai jenis ikan segar dengan bumbu pedas yang bikin lidah bergoyang. 

Hari itu, 5 November 2016,  Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta sedang menggelar kegiatan sarasehan bertema "Sosialisasi Donor Darah bagi Mitra palang Merah Indonesia" yang pesertanya adalah 50 blogger yang tergabung di komunitas bernama Taudari Blogger (TDB). Selama ini Blogger sudah menjadi mitra PMI yang cukup dekat, ini ditandai dengan seringnya PMI mengajak blogger untuk ikut berpastisipasi entah dalam bentuk sarasehan atau pelatihan yang diadakan oleh PMI di beberapa tempat.

Khusus bagi saya pribadi, Ini kali keempat mengikuti kegiatan PMI. Terakhir kali yakni pada bulan Agustus ketika acara Diseminasi Kepalangmerahan, pelatihan selama dua hari di Markas PMI DKI Jakarta jalan Kramat Raya No. 47. Materi pelatihannya yang diberikan saat itu lebih general atau umum, berbeda dengan sarasehan kali ini yang fokus membahas tentang donor darah. Pematerinya adalah dr. Pierlita Rini salah satu staf kesehatan yang bertugas di PMI DKI Jakarta.
Diseminasi Kepalangmerahan yang saya ikuti beberapa bulan lalu 

Saya cukup senang dengan adanya kegiatan ini sebab bisa memberikan pemahaman menyeluruh tentang apa itu donor darah, bagaimana prosresnya dan seterusnya. sesuatu yang selama ini kurang saya pahami. Dengan kegiatan ini saya akhirnya bisa menyadari pentingnya donor darah bagi diri pribadi dan orang lain. selain itu, saya menjadi tahu bagaimana proses kerja tata laksana donor darah yang dilakukan oleh PMI dalam hal pengambilan darah, pengolahan dan distribusinya. Ternyata, tata laksana donor darah, tidak semudah yang kita bayangkan selama ini. Masih banyak orang diluar sana termasuk saya yang bertanya seperti ini, "kenapa ko kalau kita donor darah itu, gratis tapi ketika saya membutuhkan darah justru malah bayar?".

Nah, dari apa yang telah disampaikan oleh dr Pierlita, kita bisa memahaminya begini, baik pengambilan, pengolahan, penyimpanan dan distribusi satu kantong darah membutuhkan biaya operasional yang tidak sedikit. Tahapannya mulai dari rekrutmen donor, dilanjutkan dengan seleksi donor dan pengambilan darah termasuk Apheresis, pengolahan komponen, tes Serologic untuk IMLTD, uji ulang golongan darah, penyimpanan serta distribusi ke Rumah Sakit. Semua proses itu dibiayai oleh PMI. Dan Satu lagi, bahwa kantong darah yang digunakan masih berbahan baku impor, Hal itulah yang membuat harga sekantong darah di Jakarta dan daerah lainnya masih relatif mahal. Namun jangan khawatir, karena Pemda DKI Jakarta telah memberikan subsidi harga satu kantong darah yang tadinya 500 ribuan, sekarang harga 300 ribuan dengan syarat memenuhi kelengkapan administrasi yang diperlukan.

Pengetahuan-pengetahuan seperti inilah yang perlu masyarakat ketahui. Oleh karena itu disinilah pentingnya sebuah sosialisasi yang terus menerus salah satunya seperti yang hari ini dilakukan dengan mengajak blogger. Harapannya melalui tulisan para blogger nantinya akan dibaca oleh masyarakat luas sekaligus menjawab pertanyaaan kenapa kita masih harus membeli darah. Selama ini, biasanya pendonor hanya datang ke UDD PMI, mengisi formulir, cek darah kemudian pengambilan darah dan selesai. Pendonor belum mengetahui proses selanjutnya atas darah yang telah dikeluarkan. 
sumber foto : likekus.wordpress.com

Materi lain yang disampaikan oleh dr Pierlita yang tak kalah pentingnya juga adalah tentang syarat-syarat  bagi para calon pendonor jika ingin mendonorkan darahnya. syarat itu antara lain ;pengdonor harus memiliki berat badan minimal 45 kg, level Haemoglobinnya 12,5 g/dL, berusia antara 17-60 thn atau 65 tahun, tidak menderita penyakit seperti tekanan darah tinggi/rendah, kurang darah (anemia), penyakit kulit kronis, gangguan perdarahan, kencing manis, penyakit hati, penyakit ginjal-jantung dan paru-paru, tidak mengidap penyakit ayan, kejang dan kanker. Khusus bagi wanita;tidak sedang menstruasi, hamil atau menyusui.

Selain itu, perlu juga diperhatikan bahwa sebelum donor kondisi tubuh harus fit caranya dengan cukup tidur dan makan, belum pernah mendapat transfusi darah selama 6 bulan terakhir, tidak mendapat imunisasi virus dilemahkan dalam 2 minggu terakhir dan tidak makan aspirin 3 hari terakhir khusus bagi donor trombosit.

Setelah kita tahu itu, lantas kemana kita bisa memperoleh darah jika sewaktu-waktu membutuhkan? Sesuai informasi yang disampaikan oleh dr prilieta bahwa hampir semua rumah sakit di Jakarta sudah memiliki bank darah sendiri yang bertugas menyimpan darah atau komponen darah pada suhu optimal kemudian menyampaikan darah pada pasien melalui petugas rumah sakit. Untuk pasien yang akan meminta darah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut; wajib membawa formulir permintaan darah dari Rumah Sakit yang sudah di cap atau stempel dan membawa contoh darah yang dimasukkan ke dalam tabung EDTA.

Pada akhrinya, kita juga tahu jika mamfaat donor darah itu banyak antara lain ;

1. Dapat mengetahui golongan darah kita,
2. Kadar Hb dapat terpantau 3 bulan sekali
3. Memantau 4 macam penyakit seperti HIV, Hepatitis B, C dan Sipilis
4. Menurunkan resiko serangan jantung dan stroke (Journal of American Medical Association /JAMA dan American Journal of Epidemiology)
5. Menurunkan resiko penyakit kanker (Journal of National Cancer Institute)
6. Membakar kalori tubuh hingga 650 kalori (University of California, San Diego)

Jadi, ayo kita donor darah sekarang juga sebab setetes darah kita sangat berarti yakni bisa menyelamatkan jiwa orang lain, #satuselamatkanjiwa. sekian...

(Hatta~Relawan PMI)
Donor darah bentuk kepedulian pada sesama

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yoehan Busana Merambah Bisnis Pakaian Segala Usia dan Lapisan Sosial

Perbedaan Artikel, Opini, Feature dan Esai

Dua Kodi Kartika: 4 Kunci Sukses Ika Kartika, Owner Keke Busana Muslim