Sepeda Bambu dan Mimpi Tangsel Menjadi Eco City (Wisata) Berbasis Bambu

Founder Akademi Bambu Nusantara, Kang Das (foto dok : Kang Sobari)

Sepeda Bambu dan Mimpi Tangsel Menjadi Eco City (wisata) Berbasis Bambu

Guys, ada yang pernah melihat sepeda atau sabun yang terbuat dari bambu? Kalau makan bambu (rebun) gimana?. Unik dan menarik,bukan?


Jadi ceritanya begini, dulu beberapa bulan yang lalu tepatnya bulan Maret 2016 ketika sedang meliput Pameran Furniture di Gedung Jakarta Convention Center (JCC). Nggak berapa jauh dari pintu masuk, tiba-tiba mata saya tertuju pada dua buah sepeda bambu masing-masing bernama SpiderBoo dan S.Laminated. Saya pegang, raba dan angkat serta perhatikan semua onderdilnya. Wow, spektakuler. Batangnya terbuat dari bambu kecuali pedal,sadel, roda dan stang. Selain itu, di booth ini juga dipamerkan berbagai jenis kerajinan tangan dan peralatan serta saung yang semuanya berbahan dasar bambu.

Nah, hari Rabu (7/12/2016) kemarin Saat saya mengikuti acara "Sarasehan Forum Persaudaraan Pecinta Bambu Indonesia" di Kantor Kementerian Kehutanan dan Lingkungan hidup, Jakarta, Saya kembali bertemu dengan berbagai produk kerajinan bambu, mulai dari sepatu, tas, topi dan handycraft lainnya, sayangnya sepeda bambu nggak ada. Salah satu yang menarik karena saya juga bisa bertemu dengan berbagai komunitas pecinta bambu dari berbagai daerah misalnya Garut, Bandung, Jawa tengah, Makassar dan Bali. Salah satunya komunitas Akademi Bambu Nusantara (ABN) dan foundernya, Mukoddas Syuhada. Orang yang membuat sepeda bambu yang pernah saya lihat di JCC dulu.

Sepeda bambu di JCC ( dokpri)

Di sela sela kegiatan sarasehan itu, saya dan kang Sobari (blogger)juga dengan Das Albantany, panggilan akrab untuk Mukoddas Syuhada berkenalan satu sama lain kemudian mengobrol banyak hal soal bambu dan Pemamfaatannya.

Ada kalimat yang menarik, ketika Kang Das mengatakan pada kami bahwa bambu Indonesia justru lebih baik dibanding Bambu China, alasannya bambu Indonesia tumbuhnya secara berumpun sedangkan bambu China, tumbuhnya satu-satu hasilnya budidaya bambu Indonesia jauh lebih mudah dan murah dan cepat.

Ia juga sempat menyinggung soal kualitas Bambu Indonesia jika diolah sedemikian rupa bisa lebih kuat dibanding kayu ulin dan jati sekalipun. "Bambu bisa menggantikan fungsi kayu, kualitasnya bisa diatas kayu ulin dan kayu jati, hasil penelitian Puslab Bandung menyebutkan bahwa bambu laminasi kualitasnya di atas kayu jati yang usianya 100 tahun," tutur Kang Das.

Pria kelahiran 28 Oktober 1976 ini datang bersama beberapa rekannya di ABN. Hari itu, Ia diundang  menjadi salah satu Narasumber yang mewakili Walikota Tangsel.

Dalam presentasinya, Kang Das lebih banyak memaparkan tentang program-program yang sedang dan akan dibuat di Tangerang Selatan. Melalui Akademi Bambu Nusantaranya, bekerjasama dengan Pemkot Tangerang Selatan, Kang Das menelorkan program terkait eco wisata di Tangerang Selatan berbasis bambu. Beberapa diantaranya adalah menjadikan Akademi Bambu Indonesia sebagai tempat pelatihan bagi siapa saja yang ingin belajar membuat kerajinan bambu, misalnya sepeda bambu atau cara pembuatan sabun bambu.

ABN bersama Pemkot Tangsel sedang menggalakkan pemberdayaaan lahan tidur  menjadi lahan produktif yang tersebar di beberapa wilayah Tangerang Selatan dan sekitarnya  dengan cara melakukan penanaman bambu.

Selain itu, Ia juga sedang membangun perpustakaan pohon, jalan pedestrian dan rumah bambu.

Menurutnya, segala upaya berbasis lingkungan hidup yang dilakukannya bersama rekan-rekanya di ABN sangat didukung oleh Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany.

"Dengan adanya hutan bambu di Tangsel ini akan menunjang sandang, pangan dan papan masyarakat juga ketahanan lingkungan," tutur Kang Das.

Mukoddas sudah Lima tahun melakukan mappping area potensi bambu dan mendata berbagai jenis bambu dengan membuat aplikasi berbasis android bernama bambu Nusa. Aplikasi ini bisa kita unduh di Playstore secara gratis. Fungsinya adalah sebagai alat untuk mendata serta mengumpulkan berbagai jenis rumpun bambu yang terdapat di Indonesia melalui bantuan masyarakat, mirip dengan aplikasi game, Pokemon Go. Hanya saja bedanya kalau di aplikasi Bambu Nusa yang dicari adalah bambu bukan pikachu. Bagi yang bisa mengumpulkan atau memotret pohon bambu akan mendapatkan beberapa poin yang nantinya bisa ditukarkan dengan produk-produk kerajinan bambu buatan ABN. Salam bambu nusantara!!!

Forum persahabatan pencinta bambu Indonesia di sarasehan ke 4
Kang Das di lokasi ABN, Bsd city Tangerang (foto dok : gapey Sandy-kompasianer)


Tulisan saya tentang sepeda Bambu bisa di baca di siniUnik,Sepeda Bambu

Komentar

  1. Terima kasih buat artikelnya, saling mendukung dan mendo'akan supaya bambu bisa menjadi kebanggaan kita semua, salam bambu nusantara!

    BalasHapus
  2. Sama sama kang...sukses untuk Akademi bambu dgn programnya bersama walkot tangsel

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yoehan Busana Merambah Bisnis Pakaian Segala Usia dan Lapisan Sosial

Perbedaan Artikel, Opini, Feature dan Esai

Dua Kodi Kartika: 4 Kunci Sukses Ika Kartika, Owner Keke Busana Muslim