Sarinah, Jendela dan Wajah Indonesia



Bukan orang Jakarta jika tidak mengenal tempat ini, Sarinah. Ya.., Semua warga Jakarta yang sudah lama bermukim di sini pasti kenal dengan tempat ini, sebagai pusat perbelanjaan ikonik Kota Jakarta. Bangunan bersejarah yang dibangun sejak awal-awal Kemerdekaan Indonesia.

Nama Sarinah kembali lagi mencuat ke permukaan saat baru-baru ini terjadi peristiwa Bom yang melanda Kawasan ini. Beberapa media pemberitaan menyebut peristiwa ini dengan judul “Bom Sarinah”. Istilah yang Keliru, karena yang dibom bukan Sarinah-nya tapi salah satu café yang terletak di Jalan Thamrin tidak jauh dari Gedung Sarinah. Efeknya tentu saja merugikan bagi Sarinah baik secara psikologis maupun ekonomis. Banyak warga yang mulai takut untuk berkunjung ke Sarinah karena was-was.
Tapi Kini semua kembali berjalan normal, Pusat Perbelanjaan Sarinah Departmen Store setiap hari ramai dikunjungi warga, yang ingin sekedar kongkow dengan teman atau pun untuk berbelanja.

****
Desain Logo "Sarinah" karya tulisan tangan Bung Karno

Kemarin siang, cuaca Jakarta cukup panas, sudah begitu puasa pula, tapi tidak menyurutkan langkah saya untuk hadir di Kawasan sarinah untuk kegiatan liputan blogger. hitung-hitung sembari ngabuburit. saya datang bersama belasan Blogger komunitas Taudariblogger.

Acara dimulai pukul 2, bertempat di Ruang Arjuna Lantai 10 Gedung Sarinah Dept Store ,di sana kami disambut oleh Direktur Utama PT Sarinah yang baru, Bapak Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa yang menggantikan Dirut Lama, Ibu Ira Puspa Dewi. Hadir juga Ibu Lies Permana Lestari selaku selaku Direktur Bisnis Retail PT Sarinah bersama beberapa direksi lainnya.

Sebelum diajak berkeliling melihat berbagai sudut Sarinah, kami lebih dahulu mendapat penjelasan dari Pak Dirut tentang sejarah dan Visi misi serta program-program PT. Sarinah (Persero).

Dimulai dari sejarah, katanya, Sarinah dibangun pada 17 Agustus 1962 oleh 3 Perusahaan Jepang dan mulai beroperasi pada tahun 1967. Nama Sarinah diambil dari nama Ibu Pengasuh Soekarno kecil, yakni Ibu Sarinah. Tulisan Sarinah yang kini menjadi logo Sarinah sekarang ini adalah buah karya tulisan Soekarno sendiri. PT. Sarinah (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara, ia menegaskan karena masih banyak yang belum tahu hal ini.
Bapak Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa dan Ibu Lies Permana Lestari 

lalu, Pak Putu menjelaskan Visi Misi PT Sarinah sebagai tempat men-display (showcase) atau memajang produk-produk unggulan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam negeri serta memfasilitasinya. Selain itu, Sarinah juga melakukan kegiatan ekspor berbagai produk non pangan seperti furniture, makanan dan kerajinan tangan (handycraft) khas Indonesia.

Sarinah bukan sekedar sebagai pusat perbelanjaan tapi sebagai tempat masyarakat untuk belajar tentang Indonesia, kata Beliau.

Sebagai Pusat Penjualan Handycraft Khas Indonesia

Gedung Sarinah yang terletak di Jalan M.H Thamrin No.11 Jakarta Pusat, memiliki 15 Lantai. Beberapa lantai digunakan sebagai ruang perkantoran beberapa lantai lainnya sebagai pusat perbelanjaan. 

Selepas bertemu dan ngobrol dengan pak Dirut, lalu kami menuju lantai 5. Di sana dipamerkan berbagai jenis produk kerajinan tangan khas Indonesia mulai dari yang kecil harga ratusan hingga yang besar harga jutaan.
kerajinan tangan karya Napi

ada rak, tas, mainan, bunga, patung, wayang, gelang, topeng dan berbagai pernak-pernik unik lainnya. Ada yang menarik saat saya keluar dari lift menuju lantai 5, di sebelah kanan terhampar berbagai kerajinan tangan buatan para Narapidana yang berasal dari berbagai Lapas di Indonesia, seperti patung, sangkar, keranjang, catur, kotak untuk menaruh barang dan banyak lagi.

Masih di lantai ini juga terpajang berbagai karya seni, seperti wayang kulit, wayang orang, patung dan aksesoris-aksesoris menarik lainnya. Salah satu penjaga gerai menunjukkan sebuah gelang yang terbuat dari kayu gaharu asal Sulawesi yang berfungsi sebagai alat gelang kesehatan harganya ratusan ribu rupiah. 
kain batik dari berbagai daerah di Indonesia

Selanjutnya, saya ke lantai 4. Di sana dijual berbagai jenis kain tenun yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti  Baduy, Sumba dan Maumere. di ruang lain, ada banyak jenis kain Batik Pekalongan dan batik-batik lainnya. Yang menarik, karena semua batik yang  dijual di sini adalah terbuat dari bahan-bahan ramah lingkungan yang alami tanpa zat kimia.

Selesai dari lantai 4 kami pun menyusuri lantai selanjutnya. Di Lantai 2 berbagai busana muslim kontemporer dijual dengan nama brand, Shareena, brand yang diperkenalkan sejak 2014 lalu. Bagi para hijabers, banyak pilihan model dan warna di jual di sini, dari hijab hingga asksesoris muslim lainnya. Perpaduan antara produk tradisional khas Indonesia dan produk busana komtemporer menjadikan Sarinah sebagai kawasan lengkap untuk berbelanja dan belajar tentang Indonesia, Sarinah itu Keren dan Indonesia Banget !



Komentar

  1. menarik melihat sejarahnya hingga sekarang masih menjadi ikon yang diingat masyarakat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yoehan Busana Merambah Bisnis Pakaian Segala Usia dan Lapisan Sosial

Perbedaan Artikel, Opini, Feature dan Esai

Dua Kodi Kartika: 4 Kunci Sukses Ika Kartika, Owner Keke Busana Muslim